Belajar dari hati yang menerima
1Petrus 5:7
"Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu."
Seorang bernama wati, dia orang yang sangat pendiam tapi tegas. Seorang guru yang sangat sabar kebetulan dia mengajar tk dan sd. Dia adalah anak terakhir dari banyak saudaranya, dia sangat sayang terhadap keluarganya namun dia tinggal sekarang seorang diri, namun dia sangat bahagia karena dia saying terhadap murid dan pelayanannya. Suatu ketika dia juga harus mengajar smp yang pelajarannya baru, tapi dia seorang yang cerdas karena dia mudah beradaptasi dan belajar dengan baik. Kebetulan wati guru computer.
1Petrus 5:7
"Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu."
Seorang bernama wati, dia orang yang sangat pendiam tapi tegas. Seorang guru yang sangat sabar kebetulan dia mengajar tk dan sd. Dia adalah anak terakhir dari banyak saudaranya, dia sangat sayang terhadap keluarganya namun dia tinggal sekarang seorang diri, namun dia sangat bahagia karena dia saying terhadap murid dan pelayanannya. Suatu ketika dia juga harus mengajar smp yang pelajarannya baru, tapi dia seorang yang cerdas karena dia mudah beradaptasi dan belajar dengan baik. Kebetulan wati guru computer.
Kurikulum pelajaran berubah, ini masa masa wati mencoba
keberuntungan sertivikasi dia mendaftar ukg dengan mata pelajaran computer namun
pusat mengatakan kalo tidak ada lagi jurusan computer adanya yang cocok untuk
guru computer adalah matematika atau fisika. Tanpa piker panjang dia mengambil
matematika. Sesampainya di sekolah SMP mengatakan pada kepala sekolah dia mengambil
matematika. Kepala sekolah marah dan mengatakan harus menggantinya dalam
pelajaran bahasa jawa. Padahal sudah diproses. Wati terkejut dengan sikap
kepala sekolah (wati lupa kalo kepa sekolah mengajar matematika) di sekolah
wati gaji tergantung dengan berapa banyak jam mengajar jika wati menjadi guru
matematika maka jam pelajaran matematika harus dibagi 5 guru yang harusnya 4
guru .hahahaahah ….. wati terlalu berani. Penderitaan bukan hanya sampaiu
disitu, wati bersama kepala sekolah menghadap yayasan dan wakil kurikulum pun
mengatakan kalo wati harus mengambil bahasa jawa kalo tidak mau akan
dikembalikan ke sd. Lalu wati mencoba ke pusat untuk memperbaiki data tapi
tidak bias karena kartu peserta sudah keluar. Hal ini membuat wati gemez. Ya sudah
kalo gak sertivikasi juga gak ada masalah ujarnya.
Hari terus berjalan ternyata kepala sekolah bercerita dengan
wakilnya yang ternyata juga ember bocor… di malah mengatakan juga kepada
beberapa guru waktu rapat raker… gila banget semua guru jadi tahu, mereka
berpikir bagaimana seorang guru computer mengajar mata pelajaran yang sangat
sulit yaitu MATEMATIKA. Semua menganggap wati buruk. Padahal semua guru tidak
tahu kejadian yang sebenarnya yang dialami wati, jika mereka tahu mereka akan
sangat iba kebada wati dan turut merasakan penderitaan hati wati. Saya penulispun
juga gemez dengan cerita wati, apakah seorang kepalasekolah dapat melindungi
anak buahnya, apa seorang pemimpin tidak bisa memikirkan hati perasaan anakbuahnya,
takutkah berkat atau gaji berkurang hanya karena satu anak buah yang butuh
perlindungan. Memang mudah menjadi kepala sekolah tapi tidak mudah menjadi pemimpin
yang memiliki kasih. Kasih mudah untuk diucapkjan namun sulit untuk dilakukan.
Wati tetap berdoa dan menyerahkan sepenuhnya kepada Tuhan,
dia pasti membelanya. Tahun ajaran berakhir dia akhirnya dipindah ke sd. Ternyata
guru computer satunya keluar dari smp tersebut. Maka sekolah smp atau dengan
kata lain kepa sekolah smp kembali meminta wati menjadi guru computer di smp. Luar
biasa yang tadinya mau ditendang akhirnya di tarik tangannya, saya yakin Tuhan
turut bekerja untuk mendatangkan kebaikan bagi umatnya.






0 komentar:
Posting Komentar