Cari Blog Ini

Rabu, 15 Mei 2013

MENABUR SEMUA


MENABUR SEMUA


Lukas 21:4 
"Sebab mereka semua memberi persembahannya dari kelimpahannya, tetapi janda ini memberi dari kekurangannya, bahkan ia memberi seluruh nafkahnya."


Ada seorang laki – laki bernama galih. Dia seorang pekerja keras dan suka menolong orang. Dia juga mempunyai pacar bernama lala, mereka berdua sudah menabung ketika pertama kali pacaran. Minimal 300ribu tiap bulannya. Suatu saat pernama dapat proyek install komputer 10 buah dengan bayaran 1juta rupiah. Semalaman dia lembur install komputer tersebut sehingga pagi harinya mendapat bayaran 1jt rupiah. Akhirnya 1 juta rupiah sudah ditangan permana.kring…..kring…. bunyi hp permana, “haloo, bagaimana pak?” (ternyata dari bapak rohaninya) “permana, kamu ada uang gak?saya butuh uang 1 juta rupiah untuk pergi ke Jakarta, orang tua saya meninggal” kata bapak rohani. “iya, ada” kata permana. Tanpa piker panjang permana pun langsung datang kerumah bapak rohaninya dan menyerahkan hasil kerja kerasnya dalam satu malam kepada bapak rohaninya. Lalu permana menceritakan kepada lala, lala pun tersenyum, harusnya permana bisa memberikan sebagian saja, tapi dia memberikan semua. Lalapun agak penasaran apa sih yang dipikirkan permana, apakah dia polos? Apa memang dia tulus? Apa bloon? Harusnya uang 1 juta bisa ditabung untuk nikah n gak perlu nabung 3 bulan untuk mencapai tabungan 1 juta. Namun lala menyerahkan semuanya ke Tuhan dan percaya bahwa memang bukan berkat mereka berdua.

Berjalannya dengan waktu, permana pun kaget ketika Tuhan mengembalikan uang 1 juta rupiahnya dengan melalui orang lain bukan dari bapak rohaninya, karena dia menerima pengembalian dari Tuhan 100x lipat.melalui 25juta biaya S2, 15juta motor baru, 60juta rumah.bahkan bonusnya juga sampai pada pernikahan permana dan lala yang menghabiskan uang 100juta rupiah, dan itu bukan keluar dari tabungan permana dan lala. Tapi dari orang lain. Waw… gara – gara menabur 1 juta, mereka mendapat total 200juta.Tuhan memang tidak pernah berhutang.

Saudara, akankah kita tahan berkat yang harusnya untuk orang lain? Apakah kita merasa enggan melepas berkat untuk oranglain? Ingat Tuhan tidak pernah berhutang.


0 komentar:

Posting Komentar